Sanubari Teduh – Tiga Jenis Kekeliruan (094)

 

Saudara se-Dharma sekalian,  setiap hari topik diskusi kita tak terlepas dari masalah noda batin. Sungguh kehidupan manusia diliputi noda batin, karena itulah terdapat penderitaan. Jika tidak memiliki noda batin yang mendorong kita melakukan karma buruk, mana mungkin kita mengalami penderitaan ? Mengapa makhluk di dunia Saha disebut makhluk yang harus menahan sabar ? Karena dunia ini penuh dengan penderitaan. Jadi, kita harus belajar untuk bersabara menahan penderitaan. Dengan begitu, kita baru dapat hidup dengan damai dan tentram. Jika tidak dapat bersabar, kita akan mudah mengancurkan diri kita.

 

Perubahan kondisi berarti proses yang terus berjalan. Segala sesuatu dialam semesta mengalami perubahan setiap saat. Jika proses ini berjalan harmonis, kehidupan akan aman dan tentram. Jika proses ini tidak harmonis, alam akan dilanda bencana, tubuh akan didera penyakit. Penderitaan akibat proses perubahan ini disebut Derita Perubahan Kondisi.

 

Mengetahui perubahan ini apakah kita semua masih dapat berkata bahwa kita baik-baik saja, kita tidak menderita, dan memiliki rencana ribuan tahun ? Jika kita hanya mementingkan diri sendiri dalam membuat rencana ribuan tahun, apakah itu memungkinkan ? Tidak mungkin, karena diri pun tidak kekal. Kehidupan manusia hanya beberapa puluh tahun, apalagi ketidakkekalan bisa datang kapan saja. Jangankan beberapa puluh tahun, bahkan beberapa hari pun sulit ditentukan, mana mungkin “Aku” dapat hidup ribuan tahun. Akan tetapi kita dapat bekerja demi manfaat  umat manusia. Meski suatu hari bumi juga akan mengalami kerusakan dan kehancuran, namun masa tersebut masih sangat lama dan di hitung dalam satuan Kalpa.

 

Jika setiap orang di dunia ini dapat memiliki hati, pikiran dan perbuatan yang baik, setiap orang dapat menyayangi bumi ini, menghargai negara, masyarakat dan keluarga, serta menjunjung nilai perbuatan sendiri maka membuat rencana ribuan tahun yang bermanfaat bagi dunia tentu akan memungkinkan. Banyak sekolah yang telah berdiri selama lebih dari satu atau dua abad. Pendidikan yang ada di masa sekarang juga merupakan warisan dari orang-orang sejak ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun lalu. Jadi orang-orang dari masa lalu telah membukakan jalan bagi generasi mendatang. Ini adalah misi mereka. Bukankah Konfucius  mengajar demi kebaikan generasi mendatang ? Bukankah Buddha membabarkan Dharma  demi kebaikan makhluk di masa mendatang ? Jadi, kita kita bisa melampaui ego pribadi, maka sifat ini berlangsung langgeng. Jika kita masih melekat pada kemelekatan diri, kita tidak akan terbebas 4 fase yaitu pembentukan, keberlangsungan, kerusakan dan kehancuran pada materi, fase lahir, tua, sakit dan mati pada tubuh. Serta fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap pada pikiran. Proses perubahan ini bukanlah sesuatu yang dapat kita lihat  itulah realitas kehidupan yang merupakan hukum alam, suatu kebenaran yang tak lekang oleh waktu. Jadi, kita harus berusaha memahaminya. Segala pengejaran kepentingan pribadi tidak ada yang kekal.

 

Dalam kehidupan yang penuh derita jika dapat membuka hati dan mengecilkan ego, menyayang bumi, negara, masyarakat, keluarga dan diri dengan niat baik, maka misi kita akan tercapai dan jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh.

 

Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Dorongan Tiga Jenis Kekeliruan, Kekeliruan adalah pandangan terbalik, seperti menggangap yang tidak kekal sebagai yang kekal. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, adakah yang kekal di dunia ini ? Tidak ada yang kekal.

Kedua menggangap kebahagiaan semu sebagai kebahagiaan sejati. Apakah yang membahagiakan di dunia ini ? Adakah kebahagiaan yang abadi ? Ada pepatah mengatakan bahwa kesenangan berlebiha berujung kesedihan. Kebahagiaan duniawi dapat orang lupa diri. Kebahagiaan seperti ini akan  menciptakan karma buruk dan penderitaan. Kesenangan berlebihan dapat berujung kesedihan karena manusia cenderung lupa diri. Inilah pandangan keliru semua makhluk. Dimana letak kebahagiaan di dunia ini ? Meskipun ada kebahagiaan, perasaan itu berlalu dengan cepat bagai awan dan asap. Akan tetapi demi kebahagiaan  sesaat itu, orang-orang melakukan banyak hal yang menyebabkan penyesalan mendalam. Mereka menggangap yang tidak kekal sebagai kekal dan yang bukan kebahagiaan sebagai kebahagiaan.

 

Akibat tiga Jenis kekeliruan, semua makhluk menggangap yang tidak kekal sebagai kekal, menggangap kebahagiaan semu sebagai kebahagian sejati. Mengganggap  yang “bukan aku” sebagai “Aku”, menggangap yang tidak suci sebagai yang suci, sehingga tenggelam dalam  lautan penderitaan. Karena itu hidup mereka penuh penderitaan. Baik tiga Jenis Penderitaan maupun tiga jenis kekeliruan, semuanya membawa terciptanya karma buruk.

 

Saudara sekalian semua ini adalah bagian dari noda dan kegelapan batin. Dapat dilihat betapa noda  dan kegelapan  batin  membawa kerugian besar bagi manusia. Bukan hanya bagi manusia, tetapi bagi semua makhluk di dunia ini. Semuanya berawal dari noda dan kegelapan batin. Karena itu kita harus bersungguh hati dan waspada terhadap noda dan kegelapan batin. Jangan biarkan mereka muncul dalam batin. Jadi, marilah kita bersungguh-sungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Tiga Jenis Kekeliruan (094)
https://youtu.be/36k0FZ-nrUA

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva