Sanubari Teduh Tiga Racun Batin Bagian 1
Saudara se-Dharma sekalian, sudahkah kita senantiasa meningkatkan kewaspadaan ? Noda batin bagaikan musuh yang membuat batin kita penuh kebencian dan kemarahan. Noda batin bagaikan pencuri yang merengut harta kebajikan kita tanpa kita sadari. Noda batin bagaiakan arus deras yang membuat kita tenggelam kedalamnya jika tidak hati-hati. Noda batin sungguh menakutkan. Sudahkah kita senantiasa mawas diri ? Ketika noda batin muncul dalam pikiran, apakah kita dapat segera melenyapkannya ? Jika ya, berarti kita tekun dalam berlatih. Sebaliknya jika belum, kita harus segera memulainya.
Berapa banyak waktu kita dalam hidup ini ? Jika tidak segera memulai, kita akan segera tenggelam dalam noda batin. Kita harus berjuang mengapai kemajuan. Meski melawan arus sangatlah sulit. Tetapi jika berusaha sekuat tenaga. Kita masih dapat menyelamatkan diri. Seiring dengan belalunya waktu, usia hidup semakin berkurang, namun jiwa kebijaksanaan harus senantiasa di tingkatkan. Jadi kita harus senantiasa bersungguh-sungguh. Kita tahu bahwa banyaknya noda batin sejak masa lampau timbul dari interaksi kita dengan orang dan masalah. Setelah mengetahui bahwa inilah pemicu timbulnya noda batin, maka kini kita pun seharusnya melenyapkan noda batin dari sumber tersebut. Jika telah menyadarinya, kita seharusnya membangkitkan rasa bertobat. Jadi kita seharusnya sadar dan segera memulai pada hari ini, tidak lagi menunda hingga esok hari. Jika kita selalu menunggu hingga esok hari atau menundanya hingga lain waktu, kita akan selamanya menunggu esok hari yang tiada habisnya. Kita hendaknya selalu menyadari ketidakkekalan seakan-akan tidak ada hari esok. Jadi, kita harus memulai hari ini juga.
Begitu noda batin muncul, jika kita dapat segera menyadarinya dan sedera berusaha melenyapkannya inilah yang disebut semangat melatih diri.
Dengan adanya kesadaran pikiran ini, kebodohan batin senantiasa memenuhi hati kami. Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Akar Tiga Racun. ”Kebodohan batin senantiasa memenuhi hati kami.” Bodoh berarti tidak memiliki kebijaksanaan, kebanyakan orang diliputi kebodohan, sehingga pikiran mereka sering tersesat. Banyak negara terbelakang memiliki adat dan kepercayaan takhayul yang sungguh membuat kita tercenggang.
Bernasib baik atau tidak, itu bergantung pada sikap dan perbuatan kita, Sikap perbuatan dan pikiran yang muncul dalam batin kita terhimpun menjadai benih karma. Nasib pada kehidupan ini bergantung pada karma yang kita ciptakan di kehidupan lampau.
Sila, samadhi dan kebijaksanaan di sebut tiga latihan tanpa cela. Dengan mengembangkan tiga latihan ini, noda batin akan dapat di lenyapkan. Jika kita dapat menjalankan kewajiban, menjaga sila dan menaati peraturan dengan baik, pikiran kita akan menjadi stabil. Jika tidak menjalankan kewajiban dengan baik, maka saat bertemu hal yang tidak diinginkan, kita akan cenderung mencari jalan pintas. Akibatnya pikiran kita akan menjadi kacau. Jika pikiran kita kacau, maka saat menghadapi kondisi luar noda batin kita akan semakin banyak. Jadi, kita semua harus bersungguh-sungguh dan jangan membiarkan pandangan sesat merusak ke dalam batin kita.
Dengan memegang teguh kewajiban sebagai manusia serta menaati sila dan peraturan, batin akan mencapai kestabilan. Dengan demikian, kebijaksanaan akan bertumbuh.
Selanjutnya dikatakan mengenai Tiga Racun, adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Akar Tiga Racun. Yaitu ketamakan, kebencian dan kebodohan. Kita terus menerus membicarakan hal ini mengingat kita mudah lupa dan tersesat. Semua karma buruk berasal dari tiga racun ini, kebodohan berhubungan dengan landasan pikiran, Landasan pikiran sama dengan pikiran, juga timbul dari pikiran, kebodohan membuat kita tidak dapat membedakan benar dan salah sehingga kita mengeluarkan kata-kata kasar. Hal ini disebabkan oleh kebodohan yang membuat kita tidak dapat berpikir jernih, sehingga saat kebencian muncul, kita bereaksi dengan memarahi orang. Jika kebodohan dikaitkan dengan tubuh fisik, maka saat kita tidak memahami kebenaran, ditambah munculnya kebencian, saat bertemu kondisi yang tidak menyenangkan, kita akan memukul, menyakiti orang, atau melakukan kejahatan fisik lainnya. Ketamakan juga berawal dari kebodohan. Jika sesorang tidak memahami kebenaran, ia akan tamak dan tak pernah puas. Jadi semuanya berawal dari kebodohan.
Saudara sekalian, semuanya bergantung pada kesungguhan hati kita. Jika kita menghargai Dharma, maka setiap ajaran yang kita dengar bagaaikan air yang terserap ke dalam tanah yang memungkinkan benih baru untuk tumbuh. Begitu juga dengan benih kebajikan yang tertanam di lahan batin kita, ia harus di basahi dengan air. Dharma bagaikan air. Setiap hari apakah kita sudah menyiramkan air Dharma ke lahan batin kita ? Meski pada dasarnya setiap orang memiliki kebijaksanaan dan kebajikan, namun sudahkah kita menciptakan kondisi yang membantu semua itu bertumbuh ? Hari terus berganti seiring waktu, usia hidup kita juga semakin berkurang. Apakah jiwa kebijaksanaan kita telah tumbuh berkat siraman Air Dharma ? Ini bergantung pada kesungguhan hati kita. Untuk itu dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu bersungguh-sungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh Tiga Racun Batin Bagian 1 (089) https://youtu.be/8Spooe5WJdc
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva