Sanubari Teduh – Tulus Bertobat Melenyapkan Kegelapan Bathin

 

Saudara se-Dharma sekalian, waktu berlalu begitu cepat. Setiap orang perlu menyadari, seiring berlalunya waktu,  masa hidup sdemakin berkurang, bagai ikan kekurangan air, dimanakah kebahagiaan? Meskipun hari terus berlalu, kekuatan karma sulit dilenyapkan. Setiap kita melalui keseharian dalam ketidaktahuan dan ketidaksadaran, berhubungan dengan orang dan masalah. Ditengah ketidaksadaran dalam menghadapi manusia dan masalah ini, kita melakukan kekeliruan tanpa sengaja ataupun secara sengaja berbuat kesalahan. Demikianlah kita    ditengah kehidupan yang tidak kekal ini telah menciptakan karma buruk dari kehidupan ke kehidupan oleh karena itu, Syair Pertobatan Air Samadhi mengingatkan kita untuk senantiasa mawas diri.

 

Hidup ini sungguh tidak kekal. Setiap perbuatan yang kita lakukan setiap hari semuanya menciptakan karma. Karena itu, kita harus menguatkan tekad dan melatih diri dalam setiap kesempatan, memanfaatkan waktu yang tidak kekal ini untuk melatih jalan kebenaran yang abadi. Inilah jalan yang harus kita lalui. Waktu terus berlalu dalam ketidakkekalan, meskipun kita tidak melangkah maju, waktu tetap berlalu. Jalan kebenaran yang abadi ini jika tidak kita tapaki dengan baik pada arah yang benar, maka kesalahan arah sedikit saja dalam kehidupan yang singkat ini mungkin menyebabkan kita menciptakan karma buruk yang buahnya tidak berkesudaan. Karena itu meskipun waktu terus berlalu, karma buruk sulit dilenyapkan. Tidak mudah bagi kita untuk menemukan jalan kebenaran ini. Jadi, kita harus selalu bersungguh-sungguh.

 

Diawal kita telah membahas bahwa kita harus meningkatkan kewaspadaan. Dalam Syair Pertobatan Air Samadhi dikatakan, kita harus mengakui kesalahan, tulus berdoa, merasa malu dan bertekad memperbaiki diri. Kita harus merasa malu dan memperbaiki diri karena kita mengetahui bahwa banyak karma buruk yang tercipta secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga kegelapan batin semakin tebal. Semua ini tergantung pikiran kita.

 

Kita harus memiliki 7 Kondisi Pikiran. Kita harus membalas Budi Buddha.  Kita harus paham bahwa semua makhluk setara. Kita harus memahami di manakah ssesungguhnya hakikat kejahatan berada. Sesungguhnya, tidak di luar, tidak di dalam, ataupun diantaranya. Dimanakah sesungguhnya?  Ia ada di dalam pikiran kita berwujud benih. Apakah benih itu memang ada sejak awal ? Tidak, kejahatan pada hakikatnya kosong. Ia tidak memiliki sifat hakiki. Tabiat buruk kitalah penyebabnya. Saat kondisi bertemu benih karma masa lalu,  terciptalah karma buruk baru. Setelah mengetahui bagaimana kegelapan batin dan karma buruk dapat tercipta, kita harus mengakui kesalahan, tulus berdoa, dan menintrospeksi diri. Setelah itu, kita harus merasa malu dari lubuk hati, merasa malu atas keangkuan kita dalam berhubungan dengan orang dan masalah. Kita harus membangkitkan rasa malu atas sikap ini. Kita harus menyingkirkan sikap yang demikian dan memperbaiki diri kita. Jika tidak bis memperbaiki diri, maka tabiat buruk ini akan tetap melekat.  Tabiat buruk ini bagaikan sebutir benih. Jika ia terus melekat pada diri kita, maka saat kondisi pendukung dari luar tiba, tabiat buruk itu akan langsung muncul. Oleh karena itu, sifat buruk tersebut harus disingkirkan dengan tuntas.

 

Dengan senantiasa membersihkan batin menggunakan air Dharma, tulus bertobat atas segala karma buruk melalui tubuh, ucapan dan pikiran, maka kegelapan batin akan lenyap dan karma burukpun akan turut lenyap.

 

Tujuan melatih diri adalah mampu menjaga keheningan pikiran meski berada ditengah gejolak masyarakat. Jika batin dapat senantiasa hening dan jernih tanpa pemikiran salah dan noda batin, maka kondisi luar yang bergejolak pun akan terlihat dengan jernih dan jelas.

Jika batin dapat berada dalam keheningan, maka kondisi sekitar akan terlihat jernih. Seperti sebuah cermin, kondisi lingkungan di luar dipantulkan olehnya dengan sangat jelas. Setelah kondisi itu berlalu cermin itu tetap sangat bening.  Inilah yang harus kita latih. Jadi kita tidak boleh berbuat sesuka hati. Jika tidak, kehidupan akan menjadi sia-sia, lamban dan sembrono dengan pikiran risau dan bergejolak.

 

Hidup ini tidaklah kekal. Dalam kehidupan yang begitu rumit kita harus menyederhanakan pikiran kita dan menyucikan hati kita. Ini semua membutuhkan kesungguhan hati. Sebenarnya, berapa waktu yang masih kita miliki untuk mengubah diri pelan-pelan?  Kita sungguh harus mengingatkan diri sendiri   bahwa hidup ini tidaklah kekal. Melatih diri bukanlah untuk menjadi terhormat dan terkenal. Ini tidak perlu.   Bila kita menjalankan kewajiban dan aturan dan melalui kehidupan dengan baik, ini adalah yang paling mulia. Dalam berlatih di jalan Buddha, harap semua dapat menunaikan kewajiba melatih diri. Semoga kalian menyadari ketidakkekalan. Harap semua lebih bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Tulus Bertobat Melenyapkan Kegelapan Bathin – (071) https://youtu.be/Q9FqoBLULPY

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva